“hei kemana kau akan pergi, kau tak akan bisa lari dari-Nya! Kembalilah pada-Nya maka kau akan bahagia bersama-Nya” seseorang di ujung sana berkata padaku.
“siapa kau!”
“aku adalah seseorang yang peduli padamu”
“aku tak mengenalmu! Dan aku tak tahu apa maksudmu. Pergilah! Kau tak pernah mengerti!.”
“kau salah!aku sangat mengerti dirimu. Karena aku adalah bagian dari hidupmu! Lihat aku.”
“Tatapan itu….mata itu….suara itu….ahhhh..tidaaaaaaaaak.”
Ah…Aku terbangun, melihat sekeliling ruangan.
“Oh. Ternyata mimpi.”
Malam menunjukkan pukul 3 dini hari, aku tak bisa memejamkan mataku kembali, suara itu, kata-kata itu masih terngiang di benakku. Bulu kudukku berdiri ketika aku mengingat orang yang ada di dalam mimpiku itu.
“Apa itu aku…?.” Bisikku lirih.
Aku beranjak dari tempat tidurku. Menatap gedung-gedung yang menjulang tinggi dan jalanan yang sunyi dari balik jendela kamar. Beberapa orang melintasi trotoar-trotoar jalan, entah dari mana. Seorang bocah terlelap di sudut pertokoan itu, meringkuk kedinginan. “Ya Tuhan…kejamnya hidup ini buat anak itu.” Desahku.
Batinku terus menjerit dengan pemandangan-pemandangan yang ku lihat setiap harinya. “Hidup seperti apa yang harus ku jalani. Di mana Engkau Tuhan.”. Ku tuang minuman yang ada dimeja. Ughh…terasa tenggorokan ini terbakar.
Jarum jam menunjukkan jam 4 pagi, tapi jalanan kota masih sunyi hanya beberapa kendaraan yang melintas. Satu yang tak pernah terlewatkan olehku beberapa minggu ini Seorang gadis yang selalu pulang dengan kendaraan mewah. Juga dengan supir yang berbeda setiap harinya.
Sesekali dia menyeka airmatanya. Ia menangis. Make-up yang menempel diwajahnya memudar. Apa yang dilakukannya? Memuaskan nafsu birahi si tua keladi. Itu yang pernah kudengar dari temanku.
Aghh………Aku menghela nafas panjang. Apa dunia sekejam itu. Dimana letak kedamaian yang selalu diagung-agungkan. Ugh….kepalaku mau pecah memikirkan ini semua.
“Tuhan…..dimanakah Kau…” jeritku.
(bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar